Bagaimana Peran Teknologi dalam Mengurangi Stres di Kantor?

Kantor dan pekerjaan menjadi pemicu stres utama bagi para karyawan. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena rata-rata seorang karyawan menghabiskan hampir 180 jam dalam satu bulan. Angka ini belum termasuk dengan lembur, bekerja di akhir pekan ataupun pekerjaan sampingan.

Bisa dikatakan, seseorang bisa menghabiskan separuh waktunya untuk bekerja dan menghadapi berbagai tekanan di kantornya. Tentu ini dapat menyebabkan stres. Bahkan mempengaruhi kesehatan mental karyawan. Di era kemajuan zaman dan hadirnya istilah work from anywhere dipercaya dapat menekan angka stres karyawan. Namun, hal itu saja tidak cukup. Beban kerja, jadwal kerja, hingga hubungan interpersonal dengan karyawan di kantor juga dapat menjadi pemicu angka stres karyawan semakin meningkat.

Penyebab dari stres juga perlu menjadi perhatian. Terkadang, penyebab stres berawal dari manajemen dalam tim yang tidak efisien, kurangnya dukungan dari perusahaan atau juga masalah internal yang tidak kunjung dievaluasi. Adapun beberapa penyebab yang seringkali jadi pemicu utama diantaranya:

Pekerjaan menumpuk

Pekerjaan yang menumpuk dapat menjadi penyebab utama stres. Hal ini disebabkan karena tidak ada manajemen task yang baik hingga pekerjaan sering ditunda sampai menumpuk bahkan tidak selesai. Walaupun isu ini terdengar wajar dan umum di perusahaan, bukan berarti menjadi hal yang lumrah dan dijadikan kebiasaan.

Perusahaan seharusnya mulai peduli dan aware terhadap task dan workload tiap pekerja. Karena proyek yang sukses lahir dari lingkungan kerja yang positif.

Pekerjaan tidak terdeliver dengan baik

Seringkali pekerjaan yang tidak terdeliver dengan baik juga menjadi penyebab stres. Komunikasi antar hierarki tidak efektif sehingga pekerjaan yang dibebankan juga tidak tersampaikan dengan baik. Hal ini meliputi revisi yang berulang dan brief yang tidak jelas. 

Workspace yang digunakan juga perlu menjadi perhatian. Karena terkadang workspace juga menjadi penghambat pesan karena tidak memiliki fitur yang dapat menunjang kebutuhan dan sesuai dengan alur komunikasi setiap perusahaan.

Komunikasi terhambat

Perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, sudah seharusnya menerapkan komunikasi yang efektif agar pesan dan informasi dapat tersampaikan dengan baik ke seluruh lapisan karyawan. 

Namun, tidak jarang, komunikasi ini menjadi penyebab utama stres karena terkadang obrolan terlalu berlarut-larut, rapat yang tidak efektif, komunikasi yang tidak efisien hingga pengambilan keputusan yang tidak tegas.

Timeline berantakan

Jadwal kerja yang berantakan juga perlu menjadi perhatian perusahaan. Terutama pada perusahaan yang menerapkan jam kerja 24 jam dan shifting. Jam kerja yang tidak teratur ini dapat menyebabkan konflik antar karyawan hingga menurunnya kesehatan karyawan. Perlu ada divisi yang fokus mengatur jam kerja karyawan agar workload jelas dan tidak berujung stres.

Manajemen proyek yang tidak tertata

Manajemen proyek adalah tiang utama dari suksesnya sebuah proyek. Manajemen proyek menjadi tanggung jawab pimpinan atau leader yang bertugas merencanakan, mengatur, menata dan menjaga keharmonisan tim agar proyek berjalan lancar dari awal hingga akhir. 

Jika manajemen dalam proyek tidak tertata, ini akan berdampak pada kinerja tim dan berujung stres. Maka dari itu, manajemen proyek ini seringkali dijadikan tombak dan penentu suksesnya sebuah proyek.

Stres dalam bekerja memang menjadi isu penting dalam ranah perusahaan. Semakin tinggi tingkat stres karyawan, seharusnya menjadi evaluasi bagi perusahan tersebut. Ciri-ciri karyawan yang sedang mengidap stres pun dapat ditemui dengan indikasi sebagai berikut:

Kinerja menurun

Penurunan kinerja tentu sangat berdampak pada stabilitas perusahaan. Karyawan dapat kesulitan menyelesaikan pekerjaan karena kelelahan dan tidak fokus. Apalagi jika kantor memiliki sistem ‘mengejar kuantitas’. 

Kesehatan fisik menurun

Di beberapa kasus, karyawan yang stres seringkali mengalami penyakit fisik lainnya (psikosomatis) seperti gangguan tidur, gangguan makan, maag, bahkan migrain. Jika diabaikan, tentu ini dapat berbahaya bagi karyawan maupun kantor itu sendiri.

Emosi tidak stabil

Seseorang yang sedang mengalami stres biasanya dapat dikenali dengan sikap dan emosinya yang tidak stabil. Seperti sering emosi, berbicara dengan nada tinggi bahkan parahnya melakukan kekerasan. Emosi yang tidak stabil juga akan berdampak pada harmonisasi tim, ceroboh dalam mengambil keputusan hingga manajemen pekerjaan yang berantakan. 

Stres ringan mungkin masih bisa ditangani dan tidak terlalu berdampak pada pekerjaan. Namun jika sudah mengidap stres berat, tentu ini akan berdampak pada pekerjaan dan hal lainnya seperti:

Pekerjaan tidak selesai

Stres dapat menghambat kinerja tim dalam menyelesaikan pekerjaan. Beberapa karyawan perlu menyesuaikan diri dan berdamai dengan stres yang sedang menimpanya. Apalagi jika stres berdampak pada psikosomatis yang mengharuskan karyawan menjalani terapi dan istirahat. 

Konflik internal 

Saat seseorang mengalami stres, sangat wajar jika berdampak pada perasaan dan psikologis yang tidak stabil. Beberapa juga cenderung menjadi individu yang lebih sensitif dan emosi meledak-ledak. Beberapa lainnya juga mengalami rasa sedih, melamun hingga menyendiri. 

Hal ini kemungkinan besar akan berdampak pada stabilitas hubungan interpersonal di sebuah kelompok atau organisasi. Berawal dari individu dengan emosi yang tidak stabil akan berdampak pada konflik internal.

Kesulitan konsentrasi

Karyawan yang mengalami stres, biasanya akan merasa mudah kelelahan dan kesulitan konsentrasi dalam bekerja. Jam kerja yang padat dan tubuh yang tidak rileks juga dapat memperburuk kondisi karyawan. Hal ini dikarenakan tubuh sibuk memproses kecemasan, ketakutan, atau kekhawatiran. 

Target tidak tercapai

Dampak yang paling dikhawatirkan dari stres adalah target yang tidak tercapai. Apalagi jika karyawan yang bersangkutan berperan sebagai tombak utama perusahaan. Timeline juga akan berantakan dan tidak sesuai dengan rencana. Tentu ini akan berimbas juga pada cash flow atau pemasukan perusahaan karena banyak proyek yang terhambat dan lambat dikerjakan.

Gejala stres dan psikosomatis sebetulnya adalah hal alami yang dialami oleh manusia. Namun, hal tersebut dapat diupayakan pencegahannya agar tidak berdampak pada kinerja dan kestabilan perusahaan. 

Salah satu cara menekan angka stres di kantor adalah dengan mulai melibatkan teknologi dalam manajemen software dan kolaborasi. Dimulai dengan aktif menggunakan aplikasi Project Management Software. Aplikasi ini dapat membantu tim dan perusahaan dalam distribusi pekerjaan, manajemen proyek, timeline proyek hingga memantau financial health perusahaan. 

Anda bisa mulai menggunakan Project Management Software dari CBM Data. Mulai dari Rp.0, perusahaan anda dapat mengurangi workload, memantau seluruh pekerjaan dengan satu aplikasi hingga menurunkan angka stres karyawan. Project Management Software sudah tidak asing lagi di perusahaan kecil maupun besar. Hal ini dikarenakan fiturnya dapat membantu mempercepat pekerjaan dan meningkatkan efisiensi kerja. 

Adapun beberapa fitur dari Project Management Software yang dimiliki CBM Data diantaranya:

  1. Fitur “Projects” yang dapat membantu mengorganisir dan memantau progres pekerjaan

Pekerjaan yang menumpuk dapat menyebabkan stres dan konflik internal. Fitur projects adalah jawaban dari isu tersebut. Fitur ini dapat digunakan sebagai media yang dapat menampung daftar seluruh proyek. Pengguna dapat memantau sudah seberapa jauh proyek yang sedang ditangani, siapa PIC/manajer yang bertanggung jawab, dan visualisasi yang dapat disesuaikan dengan kenyamanan bekerja.

Semua fitur ini dapat membantu karyawan dalam mengorganisir proyek, menentukan prioritas dan manajemen waktu juga terjaga. Jika perusahaan menerapkan sistem kerja seperti ini, tidak akan ada lagi pekerjaan yang menumpuk sampai berdampak pada kesehatan mental karyawan.

  1. Fitur “Activity” yang berfungsi mengatur jadwal kerja hingga shift karyawan

Selain manajemen proyek, seluruh kegiatan karyawan di kantor yang berhubungan dengan pekerjaan juga perlu dipantau. Di CBM Data, terdapat fitur unggulan seperti Daily Report, Shifting, Attendance hingga Personnel on Board. Ini bertujuan agar sistem dan jam kerja dapat dipantau dengan baik dan sesuai standar perusahaan.

Jika sistem dan jam kerja sudah sesuai standar, maka task juga dapat disesuaikan. Cara ini tentu dapat menekan angka stres karena karyawan bekerja sesuai porsi dan kemampuannya.

  1. Fitur “Document” yang berfungsi sebagai penyimpanan awan

Penyimpanan awan dan Project Management Software adalah kombinasi terbaik yang dapat meningkatkan produktivitas. Saat pengguna sedang memantau proyek dan aktivitas karyawan, pengguna juga dapat memeriksa dokumen pekerjaan yang relate tanpa harus membuka aplikasi atau tab tambahan. Hanya dengan satu aplikasi, pekerjaan menjadi lebih efisien dan tertata. 

Ragam teknologi membawa kita pada kemajuan dan membantu perusahaan semakin melesat. Selain meningkatkan produktivitas, hadirnya teknologi juga ternyata dapat mengurangi angka stres karena beban kerja berkurang. Mimpi menjadi perusahaan yang produktif dan selalu mencetak juara, kini di depan mata. Karena perusahaan yang hebat, lahir dari karyawan sehat dan sejahtera.